Teringat
peristiwa satu bulan yang silam dan sampai saat ini masih terbekas dalam
pikiran dan mungkin akan selamanya menjadi sebuah keharuan bagi saya disaat
mengingatnya. Peristiwa tersebut terjadi disaat saya Menjadi Panitia di Acara
Asosiasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (AFEBI)
di Gelar di fakultas ekonomi Unimal Lhokseumawe.
Ceritanya berawal ketika saya
dipercayakan mendampingi Dekan fakultas ekonomi yang ada di ujung barat dan
timur Indonesia Untuk mengikuti Kongres Afebi yang Kedua . Dibandara Sultan
Iskandar Muda sambil menunggu Beberapa pesawat yang landing untuk menjemput
delegasi sampai jam 3 sore. Begitu
semuanya sudah berkumpul. Saya dihadapkan dengan sedikit persoalan bahwasanya
ada salah satu delegasi dari Sulawesi tenggara yang meminta kepada kami agar
Bus yang kami tumpangi bisa singgah sejenak Di Mesjid Raya Baiturrahman Banda
aceh. lalu saya katakan kepada bapak tersebut ” Pak, nanti kita shalat ashar di
musalla terdekat saja karena mengingat kita harus sampai cepat kelhokseumawe
dan bapak bisa langsung istirahat untuk persiapan acara besok pagi ”
Bapak tersebut menjawab “ Tolonglah dek, saya baru pertama kali Ke
Aceh dan sangat ingin melihat Mesjid Raya Baiturrahman dan sejarah Peristiwa Tsunaminya”
Lalu saya katakan Lagi sama bapak tersebut “ pak. nanti waktu bapak pulang
dari lhokseumawe bapak bisa lagi kebanda aceh dan keliling mesjid baiturrahmah
serta sejarah tsunaminya” Bapak
tersebut menjawab lagi” Saya dek pulangnya lewat Bandara malikussaleh
ke medan lalu dari medan ke Sulawesi tenggara” karena sejumlah
pertimbangan di dalam pikiran, akhirnya saya melakukan koordinasi dengan supir
bus agar dapat singgah di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Mesium Tsunami
dan sejumlah tempat bersejarah lainnya diBanda Aceh. Walau mungkin nanti saya
akan kena marah dari Panitia dan Tim penunggu di Hotel yang ada diLhokseumawe.
Ketika
semua keinginan bapak tersebut terturuti dan sampailah kami ke perjalanan
pulang dari Banda Aceh ke Lhokseumawe melalui Bukit seulawah dan kamipun
singgah sejenak makan malam di Grong grong, Dan melanjutkan perjalan lagi. Tiba
tiba di didaerah Meureudu bapak tersebut menghampiri kursi tempat duduk saya
dan berkata “Dek. Terima kasih karena kamu telah membantu saya menunaikan keinginan
dari Almarhumah Istri saya” didalam pikiran saya bertanya keinginan apa
yg bapak maksudkan tadi, saya memberanikan diri bertanya kepada Bapak tersebut “ oya
pak, mang keinginan apa yg bapak maksudkan tadi?” bapak tersebut menjawab “ maksud keinginan tersebut adalah
keinginan dari Almarhumah istri saya yang ingin berkunjung ke mesjid raya banda
aceh untuk berlibur disini pada tahun 2011 silam. tapi belum sempat kami kemari
dia tiba tiba sakit dan dirawat dirumah sampai akhirnya di dipanggil sama yang
diatas. Seminggu sebelum dia pergi dan masih di rawat di rumah sakit dia
berkata kepada saya “ pak jika ibu sembuh nanti kita main main keaceh ya, dan
ke mesjid raya, mesium tsunami dan tempat bagus lainnya ya pak. soalnya bapak
ibu itu orang aceh dan ibu juga belum pernah ke aceh “ oleh karena itu sebelum
saya ke aceh di dalam pesawat saya berpikir keinginan ibu harus saya jalankan
agar beban tersebut hilang di benak saya. Lalu dalam keadaan haru saya
berkata kepada bapak tersebut” pak saya mohon maaf juga karena tadi tidak
langsung merespon keinginan bapak, Semoga Amal ibadah ibu di terima di sisiNya
ya pak, dan saya yakin ibu saat ini mungkin telah lega karena bapak telah mau
memenuhi keinginannya. Dan jika ada keperluan lagi di Lhokseumawe nanti bapak
bisa langsung hubungi saya ya pak” dengan sedikit Ucapan menenangkan
hati bapak tersebut yg lagi gundah. Lalu bapak tersebut berkata sembari
mendoakan saya “ Ya dek terima kasih, Semoga kamu nanti bisa mendapatkan jodoh yang
baik dan yang bisa selalu menginspirasikan kamu dalam dalam menjalankan segala
hal, teruslah berbuat baik insya allah tuhan akan membalas dari segala kebaikan
yang pernah kita lakukan, dan ingat habisi terus kuliahnya agar di lain
kesempatan kita bisa benjumpa lagi di waktu yang lain dan mungkin di Sulawesi
nantinya. Lalu kami bercerita panjang lebar soal budaya daerah masing
masing dan sesekali di selingi cerita soal keluarga dan bapak tersebut tanpa
sungkan sungkan menceritakan soal pengalamannya semasa kuliah dan momen dia
berkenalan dengan istrinya. pertemuan saya dengan bapak tersebut memberikan
pelajaran baru dan pengalaman yang begitu berharga dari kesetian seorang suami
terhadap seorang istri, memang benar Kecenderungan seorang lelaki itu mendua,
tapi hanya seorang istri yang terbaiklah yang mampu menjadikan dia seorang yang
setia, karena Di balik kesuksesan seorang pria pasti wanita di belakangnya.
Mudah mudah pelajaran yang bapak tersebut alami ini menjadi pelajaran berharga
bagi kita semua dalam mengarungi bahtera rumah tangga serta kehidupan ini.
Karena tiada manusia yang sempurna didunia ini, dan kesempurnaan itu hanyalah
milik Allah SWT, akan tetapi kita di berikan hati untuk mencintai yang tidak
sempurna dengan cara yang sempurna.